My Aktivitas

berbagai kegiatan yang telah dilakukan baik pelatihan, pembelajaran ataupun yang lain.

TUTORIAL

Tutorial yang berupa panduan dalam menjalankan aplikasi baik berbasis web maupun aplikasi.

INFORMASI DIKLAT ATAUPUN KEGIATAN LAINNYA

berbagai macam informasi/berita yang berkaitan dengan dengan pendidikan.

APLIKASI BERBASIS WEB DAN MS EXCELL

Aplikasi berbasis Website ataupun Aplikasi berbasis Excell untuk dunia pendidikan.

PERANGKAT KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM)

RPP, Silabus, Modul/Bahan Ajar dan yang lain untuk Kompetensi keahalian teknik Kendaraan Ringan Otomotif.

ARTIKEL

berbagai macam artikel baik untuk dunia pendidikan ataupun penelitian .

MODUL/BUKU/MATERI

Kumpulan Modul/Buku Panduan/Materi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya untuk Pendidik.

Apa Itu Google Workspace for Education?

Platform workspace yang pertama kali dikenalkan untuk umum pada tahun 2006 silam dengan nama Google Suit dan terus dikembangkan hingga kini. Sekarang Google Suit berganti nama menjadi Google Workspace yang memiliki feature seperti Gmail, Google Calendar, Google Drive, Google Docs Editor, Google Meet, serta feature lain untuk mendukung dalam suatu Workspace. Tak hanya sampai disitu, Google Workspace dikembangkan lagi untuk mendukung sistem pendidikan, yaitu Google For Education.

Platform dukungan pendidikan digital dari Google, atau yang lebih dikenali sebagai Google Workspace for Education merupakan produk dari Google yang terdiri dari seperangkat tools produktivitas yang berbasis menggunakan sistem cloud yang mendukung pembelajaran dan ditujukan untuk lembaga – lembaga pendidikan. Platform e-learning dari Google yang bertujuan untuk memudahkan aktivitas pembelajaran antara staf, pengajar, serta anak didik.

Dengan adanya platform pendidikan digital yang memiliki keunggulan dalam Learning Management System (LMS) yang aman dan handal, karena mendapat dukungan penuh dari pihak Google. Maka tak heran di masa sekarang jutaan siswa dari berbagai berbagai sekolah di seluruh dunia aktif menggunakan platform e-learning dari Google.
Fitur Dalam Google Workspace for Education

Dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran digitalnya, Google memberikan berbagai macam fitur yang ada di dalam Google Suite For Education. Dengan fitur – fitur tersebut diharapkan akan memudahkan guru dan murid dalam aktivitas kegiatan belajar mengajar. Berikut adalah deretan fitur Google Workspace for Education.
1. Google Classroom
Fitur yang menjadi fundamental dalam pembelajaran, dengan ini baik antara guru dan murid atau sesama murid dapat berinteraksi. Fitur ini dapat dibuat dengan mudah oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan, untuk membuat kelas dan mengatur kegiatan apa saja, mulai dari memberikan materi, mengirim tugas, serta tanya jawab. Semua itu dapat dilakukan dengan praktis, cepat, instan, dan tanpa menggunakan selembar kertas pun. 

2. Gmail
Fasilitas surat elektronik atau email dari Google dengan kapasitas 100 gb untuk setiap siswa dan guru. Tak hanya kapasitas penyimpanan yang sangat besar saja, keamanan dan perlindungan data pun sangat mumpuni serta dapat diandalkan.
Yang menarik dari Google Workspace for Education, format email yang dipakai berbeda dengan format email google gratis pada umumnya, yakni namaanda@gmail.com. Dengan platform Google Workspace for Education, format email yang digunakan adalah nama siswa atau guru@namasekolah.com. Terkesan sangat profesional dan lebih meyakinkan.

3. Google Drive
Google juga memberikan fitur penyimpanan cloud di dalam workspace for education, yaitu google drive. Kapasitas penyimpanan nya sebesar 15 gb, yang bisa digunakan para guru dan siswa untuk menyimpan tutorial, materi, dan tugas – tugas. Google drive ini bisa diakses melalui semua perangkat seperti komputer, laptop, smartphone, maupun perangkat tablet.

4. Google Calendar
Dalam Google Workspace for Education tersedia google calendar. Walaupun fungsi dasarnya menunjukkan tanggal, bulan, dan tahun, dengan fitur ini guru dan murid dapat mengatur jadwal untuk kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Selain itu melalui google calendar sekolah juga dapat mencantumkan agenda atau pengumuman yang berhubungan dengan proses kegiatan belajar mengajar. Dan semua itu terintegrasi untuk semua anggota dalam satu workspace sekolah.

5. Google Meet
Selama pandemi berlangsung sekolah memutuskan untuk diliburkan sementara, kegiatan belajar mengajar dilakukan tanpa adanya pertemuan tatap muka dan digantikan melalui pertemuan secara online melalui video conference. Fitur yang digunakan disini adalah google meet.
Google meet yang menjadi fitur dalam workspace for education, dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar. Seperti melakukan chat, video call, serta video call secara group untuk penyampaian materi mata pelajaran. Dengan adanya fitur google meet, proses ajar materi dapat dilakukan dari berbagai tempat terpisah antara para murid dan gurunya.

6. Google Office (Docs, Spreadsheet, Dan Slide)
Berbeda dengan google office umum, google office dalam Google Workspace for Education dapat untuk melakukan kerja kolaborasi secara bersamaan dan real-time, yang artinya tidak perlu harus saling tunggu giliran karena dapat bekerja secara bersamaan dalam satu waktu. Misalnya, jika guru memberikan tugas secara kelompok, cukup dengan membuat satu file baru dan undang anggota kelompok untuk mengakses file tersebut untuk mengerjakan secara bersamaan.

7. Google Site
Salah satu fitur dalam google for education dalam workspace yang bisa dipakai untuk membuat website satu sekolah. Dalam fitur ini dapat diatur berbagai macam mulai dari isi konten, desain web, menu, dan lain – lain sesuai keinginan dan kebutuhan untuk web sekolah. google sites juga dapat dipakai untuk membuat media pembelajaran. contoh penggunaan google sites untuk media pembelajaran dapat dilihat pada Media Pembelajaran yang ada di blog ini

Itulah fitur – fitur yang tersedia dalam google for education untuk mendukung transformasi dalam kegiatan belajar mengajar selama masa pandemi, yang harus dilakukan secara terpisah dari rumah masing – masing. Dan sangat mungkin untuk tetap dapat digunakan untuk dimasa mendatang walaupun pertemuan tatap muka secara langsung sudah berjalan.

Di Indonesia, pemanfaatan Google for education sudah dimulai sejak pandemi covid, bahkan setiap pendidik, tenaga kepandidikan dan siswa di indonesia sudah diberikan akun belajar.id. hanya saja pemanfaatannya belumlah optimal. Sudah banyak program yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pemanfaatan google for education ini, akan tetapi masih banyak pendidik dan peserta didik yang belum memanfaatkan bahkan belum mengetahui akun emailnya.

Apa itu akun belajar.id dapat dilihat pada artikel Mengenal Akun Belajar.id di blog ini

Akun Belajar.id


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengapresiasi hal ini dengan mewujudkan sebuah program yang bernama Sekolah Berbasis Digital yang resmi diluncurkan pada Jumat, 10 Desember 2020. Sekolah berbasis digital ini merupakan jalur komunikasi resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada peserta didik, kepala sekolah, guru dan operator sekolah di semua jenjang satuan pendidikan.

MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM AC KENDARAAN RINGAN

 

Media pembelaaran ini mengguakan aplikasi Smart Apps Creator (SAC) yang dapat digunakan untuk Pembelajaran sistem kelistrikan pada kendaraan ringan.

MEDIA PEMBELAJARAN MOTOR BAKAR

Media Pembelajaran ini menggunakan aplikasi google sites untuk mata pelajaran Dasar Dasar Otomotif sub kompetensi Motor Bakar.

silahkan rekan rekan dapat menggunakan media pembelajaran ini untuk membantu dalam proses pembelajaran di kelas. Media pembelajaran ini sudah dilengkapi dengan test sebagai tolak ukur pemahaman peserta didik yang nilainya dapat dilihat secara langsung serta sudah memiliki menu navigasi untuk memudahkan siswa/pendidik dalam menggunakan media pembelajaran ini.

Dalam media pembelajaran ini juga ada beberapa video yang dapat membantu pemahaman siswa dalam memahami motor bakar.


silahkan rekan rekan dapat langsung menuju ke Media Pembelajaran dengan KLIK DISINI

atau juga dapat menuju link berikut https://sites.google.com/view/dasardasarotomotif/

terus berkarya, berinovasi, berkolaborasi dan berbagi untuk kemajuan dunia pendidikan.

Makna Sertifikasi Pendidik/Sertifikasi Guru

Alasan utama mengapa diberi judul tersebut adalah dalam kondisi yang saya rasakan di lingkungan sekitar adalah tidak tepatnya pemahaman sertifikasi guru. Mungkin banyak sekali ditemui sekolah bahwa guru yang memiliki sertifikat sertifikasi guru maka ia harus diberi tambahan tugas lainnya selain tugas mengajar.

MEMAHAMI ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)

Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dalam Kurikulum Merdeka
Dikutip dari berbagai sumber

Pengertian dari Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah angkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis di dalam fase secara utuh dan menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Susunan dalam ATP Kurikulum Merdeka ini dibuat secara linear sesuai dengan urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari untuk mengukur Capaian Pembelajaran.
Alur Tujuan Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka ini sebenarnya memiliki fungsi yang sama dengan silabus, yaitu untuk perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis besar untuk jangka waktu satu tahun. Selain itu, Alur Tujuan Pembelajaran juga bertujuan untuk membantu siswa dalam mencapai Capaian Pembelajaran secara bertahap.

Prinsip Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran
Dalam menyusun Alur Tujuan Pembelajaran, guru dapat merancang sendiri berdasarkan Capaian Pembelajaran (CP), mengembangkan dan memodifikasi contoh yang disediakan, atau menggunakan contoh yang disediakan pemerintah.
Jika guru memilih merancang sendiri Alur Tujuan Pembelajaran ini, maka ada tujuh prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:

1.      Sederhana dan Informatif

Alur Tujuan Pembelajaran yang disusun harus dapat dipahami oleh guru sebagai pihak yang merancang ATP maupun pembaca. Oleh karena itu, agar ATP Kurikulum Merdeka lebih mudah dipahami, Bapak/Ibu guru dapat menggunakan istilah atau terminologi yang umum digunakan, serta tidak mengandung makna yang ambigu.

Jika menggunakan istilah khusus, Bapak/Ibu guru dapat mencantumkan penjelasannya dalam bentuk glosarium.

2.      Esensial dan Kontekstual

Alur Tujuan Pembelajaran juga harus memuat aspek pembelajaran yang paling mendasar atau penting, yakni kompetensi, konten, dan hasil pembelajaran.

Ketersediaan pengalaman belajar yang sejalan dengan lingkungan sekitar atau kehidupan di dunia nyata juga perlu dipertimbangkan. Dengan begitu, siswa lebih mudah dalam mengimplementasikan pembelajaran yang diperolehnya.

3.      Berkesinambungan

Berkesinambungan artinya, adanya keterkaitan antarfase dan antar tujuan dan merupakan pencapaian yang disusun secara berurutan, sistematis, dan berjenjang agar dapat memperoleh Capaian Pembelajaran yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran. Selain itu, ATP juga harus disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu.

4.      Pengoptimalan tiga aspek kompetensi

Ada tiga aspek kompetensi yang harus dioptimalkan pada siswa, yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengoptimalan ketiga aspek kompetensi ini harus selaras dengan tahapan kognitif siswa yang terdiri dari kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta, serta dimensi pengetahuan (faktual – konseptual – prosedural – metakognitif).

Tak hanya aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa saja, pengoptimalan juga perlu dilakukan pada penumbuhan kecakapan hidup, seperti kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif, serta dimensi Profil Pelajar Pancasila yang terdiri enam dimensi, yakni beriman, mandiri, bergotong-royong, bernalar kritis, dan kreatif.

5.      Merdeka Belajar

Merdeka belajar adalah prinsip utama yang harus dipahami guru dalam penyusunan ATP Kurikulum Merdeka. Merdeka belajar sendiri berarti:

§  Memerdekakan siswa dalam berpikir dan bertindak pada ranah akademis dan bertanggung jawab secara moral.

§  Memfasilitasi dan menginspirasi kreativitas siswa dengan mempertimbangakn keunikan yang dimiliki setiap siswa, mulai dari kecepatan belajar, gaya, dan minat siswa.

§  Mengoptimalkan peran dan kompetensi guru dalam merumuskan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

6.      Operasional dan Aplikatif

Perumusan ATP harus dapat memvisualisasikan dan mendeskripsikan proses pembelajaran serta penilaian secara utuh. Dengan begitu, ATP dapat menjadi landasan operasional yang aplikatif dalam merancang modul ajar.

7.      Adaptif dan Fleksibel

Alur Tujuan Pembelajaran yang disusun juga harus adaptif dan fleksibel. Ini artinya, ATP dapat diterapkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, siswa, dan satuan pendidikan dengan mempertimbangkan alokasi waktu dan keterkaitan antarmata pelajaran, serta ruang lingkup pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, yaitu pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstra kurikuler.


Hal-hal Penting yang Harus Diperhatikan Saat Menyusun ATP
Selain prinsip tersebut, guru juga perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
  • Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran harian (goals, bukan objectives).
  • Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan.
  • Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase. 
  • Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik).
  • Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk guru.
  • Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek merupakan contoh, maka alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase).
  • Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode.
  • Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).
  • Kemampuan prasyarat yang perlu dipelajari siswa untuk menguasai kompetensi pada Capaian Pembelajaran.
  • Cakupan dan keluasan Tujuan Pembelajaran (TP). Tujuan Pembelajaran ini sebaiknya dibuat sespesifik mungkin. Jika terlalu umum, guru dapat memecahnya menjadi ke dalam beberapa TP.
  • Keterkaitan antar TP. Guru harus memperhatikan apakah materi pada sebuah TP sudah cukup didukung oleh materi pada TP yang lain.
  • Selain itu, guru yang menyusun ATP Kurikulum Merdeka sendiri juga harus memperhatikan, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase.
Cara Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
Berikut adalah cara menyusun Alur Tujuan Pembelajaran yang diturunkan dari Capaian Pembelajaran.
  • Pahami rasional, karakteristik mata pelajaran, dan tujuan mata pelajaran terlebih dahulu yang terdapat pada Capaian Pembelajaran.
  • Setelah itu, guru dapat menguraikan Capaian Pembelajaran berdasarkan konten atau materi esensial dan kompetensi setiap elemen mata pelajaran.
  • Lakukan analisis kompetensi setiap elemen yang terdapat pada setiap mata pelajaran dalam satu fase tersebut..
  • Langkah selanjutnya adalah membagi kompetensi-kompetensi pada Capaian Pembelajaran ke dalam jenjang kelas satu fase dan alokasi waktunya untuk membentuk sebuah ATP.
  • Perhatikan total alokasi waktu dalam satu tahun dan elemen-elemen pada mata pelajaran saat menentukan alokasi waktu.
  • Selanjutnya, merumuskan TP untuk mencapai kompetensi akhir.
  • Menentukan ruang lingkup materi dan rencana asesmen.
  • Menentukan metode pengajaran yang disesuaikan dengan laju perkembangan anak dan dikembangkan oleh masing-masing satuan agar dapat mencapai Capaian Pembelajaran.
Guru memiliki kebebasan dalam menyusun ATP Kurikulum Merdeka sendiri sehingga dimungkinkan alur yang dihasilkan antara satu guru dengan guru yang lain tentu berbeda, meskipun keduanya sama-sama mengajar di fase yang sama.

Tinggal memilih/menentukan apakah akan mengadopsi yang sudah ada, mengambil dari bapak ibu guru lain atau membuat ATP sendiri. Lebih baiknya membuat ATP sendiri karena yang akan melaksanakan/menggunakan nya adalah kita sendiri yang sudah mengetahui karakteristik siswa dan kondisi lingkungan sekolah.

Tetap semangat untuk terus berinovasi dan berkolobaroasi untuk pendidikan di Inodensia dan ikut andil dalam transformasi pendidikan di Indonesia.

Siapkah Pendidik/Guru Dengan Kurikulum Merdeka ?

Judul tersebut merupakan pertanyaan yang sampai sekarang masih menghantui pikiran terutama pendidik sebagai garda terdepan dalam pendidikan di Indonesia.