Perjalanan dalam Program Guru Penggerak (2)

Pada bagian ini saya akan memberikan dasar mengapa saya memiliki pendapat atau bisa dikatakan tidak percaya jika hanya untuk lolos “administrasi” saja tidak bisa.
Mungkin rekan rekan bisa menilai atau bisa menjadikan pengalaman bahwa apa yang kita sudah miliki belum tentu bisa memenuhi salah satu persyaratan ketika akan mengikuti suatu kegiatan atau kompetisi. Saya hanya mencoba memberikan gambaran mengenai pribadi yang dilengkapi dengan data data yang ada atau saya miliki bukan untuk memprotes hasil yang sudah ditetapkan tetapi hanya memberikan pengalaman yang saya alami dan berharap rekan rekan semua memiliki pemikiran yang luas.

Di bagian 1 telah diberikan beberapa pertanyaan yang menyebabkan rasa penasaran semakin meningkat kenapa tidak bisa Lolos di Tahap 1 dalam Program Guru Penggerak, pertanyaan tersebut diantaranya apakah masih kurang kompeten? Apakah masih kurang profesional menjadi Pendidik? Apakah masih kurang berinovasi dan berkarya dalam pendidikan terutama saat proses pembelajaran?

Dan di salah satu postingan saya di blog ini yaitu Yang Dicari dari Seorang Guru penggerak dapat digunakan sebagai bandingan dengan apa yang saya miliki.

Latar Pendidikan terakhir adalah S1 Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta, menjadi pendidik sudah sejak tahun 2004 di mulai dari SMK Muhammadiyah Karangmojo dan sampai sekarang masih menjadi Pendidik di SMK Pembangunan Karangmojo 2004 – sekarang) dan SMK Bhina Karya 1 Rongkop (2017 – sekarang). Telah memiliki sertifikat pendidik / sertifikasi Guru sejak tahun 2009 untuk Mata Pelajaran Kompetensi Kendaraan Ringan Otomotif.

Apakah masih Kurang Kompeten??? Untuk menjawab mungkin hanya dijawab dengan telah memiliki sertifikat pendidik sejak tahun 2009 sudah bisa tetapi jika masih dianggap belum cukup saya akan memberikan landasan mengenai beberapa pelatihan hanya mulai dari 2020 sampai 2022 yang semuanya di bidang pendidikan baik tingkat Nasional, propinsi maupun internasional serta sebagai peserta ataupun sebagai instruktur/mentor yang dapat dilihat dari biodata saya di My sertifikat dalam blog ini. Jika dilihat dari akademik/sertifikat belum bisa kompeten di bidang lain diantaranya menjadi ketua MGMP LP Maarif NU DIY yang merupakan MGMP tingkat Propinsi DI Yogyakarta untuk Lembaga Pendidikan Maarif NU yang pertama kali yaitu pada tahun 2020-2022

Apakah masih kurang profesional menjadi Pendidik? Untuk mengukur profesional seorang pendidik jawabannya ada sertifikat pendidik yang sudah dimiliki sejak tahun 2009

Apakah masih kurang berinovasi dan berkarya dalam pendidikan terutama saat proses pembelajaran? Sejak menjadi pendidik di Tahun 2004 sudah membuat media pembelajaran melalui aplikasi power point dan sudah digunakan dalam proses pembelajaran. Beberapa media pembelajaran baik media pembelajaran interaktif ataupun media pembelajaran dapat dilihat pada chanel abid syifa. Media pembelajaran yang dibuat memang khusus untuk Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Disamping media pembelajaran aplikasi berbasis web ataupun berbasis excel juga ada yang semuanya untuk dunia pendidikan dan sudah diterapkan di SMK tempat bertugas. Aplikasi pembelajaran Online atau elearning dan aplikasi ujian online menggunakan ZYA CBT sudah digunakan dan juga sudah diberikan tutorialnya. Penggunakan google for education ataupun microsoft 365 dalam proses pembelajaran juga sering dilakukan bahkan dipercaya untuk menjadi mentor dalam aplikasi microsoft 365 dan aplikasi chatbox yang merupakan aplikasi untuk membuat media pembelajaran di organisasi VEA. Yang didalam kegiatan tersebut memberikan pelatihan secara online bagi Dosen Guru, mahasiswa dan masyarakat umum di seluruh Indonesia.
Pemanfaatan website/blog, aplikasi quizziz, aplikasi canva untuk pembelajaran juga sudah dilakukan terutama semenjak adanya pandemi covid 19. Sebagai bukti jika telah menggunakan aplikasi tersebut adalah dengan dimilikinya sertifikat Basic Quizziz dan menjadi mentor/narasumber dalam organisasi IGI untuk kanal sagusablog jadi bukan hanya melaksanakan pembelajaran memalui media online tetapi juga memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pendidik lain untuk memanfaatkan quizizz atau blog dalam proses pembelajarannya.

Sekali lagi disini saya menekankan bukan untuk tidak percaya terhadap hasil seleksi Program Guru Penggerak tetapi rasa penasaran saya kenapa tidak Lolos di Tahap 1 mungkin jika tidak Lolos di Tahap 2 yang berupa wawancara dan Praktik Pembelajaran Langsung akan mengurangi rasa penasaran yang saya alami. Ini dapat diibaratkan kita hanya baru mengajukan profil kita tetapi tidak memenuhi syarat untuk Lolos dalam Tahap 1.

Jika didasarkan pada essai yang sudah ditulis, sebetulnya menurut pendapat saya prbadi jika akan digunakan untuk melihat karakteristik, motivasi atau sikap sebetulnya tidaklah bisa dipertanggungjawabkan. seorang psikolog untuk melihat orang wajib untuk melakukan tatap muka bukan karena tulisan cerita yang sudah ditulis.

Sekali lagi bukan karena ingin protes atau tidak percaya terhadap tim seleksi dari Program Guru Penggerak, karena saya yakin bahwa tim seleksi yang ditujuk dalam Program Guru Penggerak adalah orang yang benar benar memiliki kompetensi, kredibel dan akuntabel dalam bidangnya.

Coretan ini berupakan ungkapan rasa penasaran pribadi dan mungkin bisa dijadikan pengalaman rekan rekan semua bahwa apa yang kita memilki baik kompetensi maupun apapun belum tentu sesuai dengan apa yang diminta atau memenuhi kriteria apalagi dalam sebuah kegiatan atau kompetensi jadi terus bergerak belajar senantiasa kontinue dalam melakukan reflkesi diri merupakan hal yang wajib kita lakukan terutama jika kita sebagai pendidik.

Di Part 3 berikutnya akan saya uraikan perjalanan yang sebenarnya dalam mengikuti Program Guru Penggerak. Tetap semangat untuk berinovasi berkolaborasi belajar dan bergerak untuk ikut mensukseskan transformasi Pendidikan. Salam Guru Penggerak