Pengunaan Sistem Pembelajaran Team Teaching (best practice)


Pada kali ini, penulis ingin memberikan contoh karya best practise/best idea dengan judul Pengunaan Sistem Pembelajaran Team Teaching untuk Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Produktif yang dibuat pada tahun 2020.

Semoga dengan adanya contoh penulisan ini dapat memberikan semangat kepada rekan rekan semua untuk mencoba menuliskan best practise/best idea ataupun karya tulis lainnya.

Disini hanya akan penulis berikan latar belakang dari best practise yang berjudul Pengunaan Sistem Pembelajaran Team Teaching untuk Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Produktif.

LATAR BELAKANG_____________

Peningkatan mutu pendidikan formal di sekolah, tidak terlepas dari tuntutan keberhasilan proses kegiatan pembelajaran. Proses kegiatan pembelajaran tersebut dipengaruhi oleh beberapa komponen utama yang saling berkaitan satu sama lainnya, diantaranya adalah guru, siswa dan metode pembelajaran.  Pada dasarnya kemampuan serta cara belajar siswa satu berbeda dengan siswa lainnya. Perbedaan tersebut menyebabkan adanya kebutuhan yang berbeda dari setiap individu. Namun hal ini bukan berarti bahwa pembelajaran harus diubah menjadi pembelajaran individual, melainkan diperlukan sebuah alternatif pembelajaran yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan individual siswa.

Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika semua aspek dalam pembelajaran dapat saling mendukung untuk menciptakan situasi yang kondusif dalam kegiatan pembelajaran tersebut agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Proses belajar mengajar yang kondusif tentunya akan berpengaruh pada pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Pada dasarnya kualitas pembelajaran itu bersifat kompleks, dinamis serta dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Dalam tingkat pendidikan sekolah, pencapaian suatu kualitas pembelajaran merupakan tanggung jawab profesional guru. Hal ini dapat dilakukan dengan menentukan suatu metode atau strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), peran guru untuk dapat mengimplementasikan dan mengembangkan kurikulum tampaknya bukan hal yang sederhana. Guru dituntut untuk dapat memenuhi sejumlah prinsip pembelajaran tertentu, diantaranya guru harus memperhatikan kebutuhan dan perbedaan individual, menciptakan suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada, serta menilai proses dan hasil pembelajaran siswa secara akurat dan komperhensif. Sementara dalam pelaksanaan kurikulum 2013, ada beberapa peran guru dalam penerapan diantaranya guru sebagai disainer pembelajaran, guru sebagai seniman pembelajaran, motivator pembelajaran, mediator pembelajaran, dan inspirator pembelajaran. Kelima peran tersebut adalah peran minimal guru sebagai pelaksana kurikulum dalam pembelajaran.

Berdasarkan dari pengalaman mengajar di SMK Pembangunan Karangmojo pada saat penerapan dengan Kurikulum 2013, guru dalam melaksanakan proses pembelajaran semakin banyak beban yang dibebebankan kepadanya, hal ini dikarenakan metode pembelajaran yang diterapkan di SMK Pembangunan Karangmojo telah berubah terutama untuk mata pelajaran produktif. Pada saat penggunaan kurikulum KTSP metode pembelajaran yang digunakan adalah team teaching dimana satu mata pelajaran diampu oleh dua orang guru, tetapi seiring dengan peraturan dari pemerintah pada saat penggunaan kurikukum 2013, sekolah mengambil suatu kebijakkan yaitu pembelajaran team teaching tidak diberlakukan lagi  walaupun dalam konteks kurikulum 2013 tidak mewajibkan sekolah untuk tidak menggunakan pembelajaran dengan team teaching.

Dengan tidak diberlakukannya pembelajaran team teaching di SMK Pembangunan Karangmojo, maka beban guru menjadi semakin berat, hal ini dikarenakan pada kurikulum 2013 Mata pelajaran produktif yang tadinya dipecah menjadi 19 mata pelajaran dijadikan menjadi 3 mata pelajaran. Yang tadinya 2 (dua) orang guru mengampu satu mata pelajaran menjadi 1 (satu) orang guru mengampu satu mata pelajaran yang terdiri dari berbagai macam sub kompetensi mata pelajaran.

Perubahan yang dirasakan terutama pada saat pembelajaran praktik. Pada saat pelaksanaan praktik satu guru dituntut untuk mengawasi dan membimbing minimal 32 siswa dalam satu kelas untuk melaksanakan beberapa job/pekerjaan sesuai dengan sub kompetensi dalam mata pelajaran produktif kurikulum 2013. Hal tersebut sangatlah berat bagi seorang guru, karena pada saat praktik siswa diharuskan melakukan segala sesuatu sesuai dengan SOP dan guru harus membimbing 4-5 kelompok untuk pekerjaan yang sangatlah berbeda, alat yang berbeda, media pembelajran yang berbeda pada satu waktu. Pada saat pembelajaran teori di kelas pun juga dirasakan sangatlah berat karena untuk mata pelajaran produktif kurikulum 2013 diberikan waktu 8-9 jam pelajaran yang diampu oleh satu orang guru.

Secara lengkap dapat teman teman lihat pada link yang ada di bawah

https://s.id/BestPractise_PenggunaanSistemPembelajaranTeamTeaching