My Aktivitas

berbagai kegiatan yang telah dilakukan baik pelatihan, pembelajaran ataupun yang lain.

TUTORIAL

Tutorial yang berupa panduan dalam menjalankan aplikasi baik berbasis web maupun aplikasi.

INFORMASI DIKLAT ATAUPUN KEGIATAN LAINNYA

berbagai macam informasi/berita yang berkaitan dengan dengan pendidikan.

APLIKASI BERBASIS WEB DAN MS EXCELL

Aplikasi berbasis Website ataupun Aplikasi berbasis Excell untuk dunia pendidikan.

PERANGKAT KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM)

RPP, Silabus, Modul/Bahan Ajar dan yang lain untuk Kompetensi keahalian teknik Kendaraan Ringan Otomotif.

ARTIKEL

berbagai macam artikel baik untuk dunia pendidikan ataupun penelitian .

MODUL/BUKU/MATERI

Kumpulan Modul/Buku Panduan/Materi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya untuk Pendidik.

Tampilkan postingan dengan label Artikel Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Guru Penggerak atau Pengajar Praktik?

Pertanyaan ini merupakan hal yang wajar dialami oleh pendidik/guru setelah mengenal dan memahami Program Guru Penggerak. Adapun apa itu Guru Penggerak dapat dilihat pada postingan Mengenal Lebih Dekat Guru Penggerak dalam blok ini.

Mengenal Lebih Dekat Guru Penggerak

Judul diatas sengaja diambil dengan tujuan untuk lebih memotivasi rekan rekan pendidik untuk ikut terlibat dalam kegiatan Program Guru Penggerak dalam rangka transformasi pendidikan di Indonesia. Sebagai pendidik kita bisa memilih untuk berperan dalam Program Guru Penggerak sebagai Guru Penggerak, Pengajar Praktik, ataupun fasilitator.

Guru Penggerak??

 

Judul diatas mungkin masih menjadi pertanyaan paling umum di kalangan pendidik, banyak yang beranggapan bahwa Guru Penggerak adalah hanya untuk menjadi sebagian syarat jika ingin menjadi “Kepala Sekolah” di satuan pendidikan. Hal ini mungkin karena adanya aturan Permendikbudristek No 40 akan tetapi dalam kontek yang saya pahami adalah sertifikat guru penggerak hanya 1 syarat yang boleh tidak dipenuhi oleh kepala sekolah asalkan beberapa syarat yang lain terpenuhi dan tujuan utama dari adanya program Guru Penggerak adalah untuk mempercepat transformasi pendidikan di Indonesia.

Dengan coretan ini saya berharap pemahaman sebagian besar pendidik di Indonesia menjadi lebih terbuka bukan hanya sebatas bahwa Guru Penggerak agar dapat menjadi Kepala Sekolah saja dan nantinya banyak pendidik yang mulai tergerak untuk mengikuti Program Guru Penggerak sehingga nantinya di setiap sekolah ada seorang guru penggerak ayang akan mempermudah dalam pelaksanaan transformasi pendidikan.

Secara ringkas dikutip dari berbabagi sumber adanya Program Guru Penggerak dimulai saat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang baru yaitu Bapak Nadiem Makarim, menerbitkan surat edaran nomor 1 tahun 2020 tentang kebijakan merdeka belajar dalam penentuan kelulusan peserta didik menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan, “Merdeka Belajar” atau “Kebebasan Belajar”. Konsep “Kebebasan Belajar”, yaitu membebaskan institusi pendidikan dan mendorong peserta didik untuk berinovasi dan mendorong pemikiran kreatif. Konsep ini kemudian diterima mengingat visi misi Pendidikan Indonesia ke depan demi terciptanya manuasia yang berkualitas dan mampu bersaing diberbagai bidang kehidupan. Menghadapi era revolusi industry 4.0, yang menekankan konsep merdeka belajar, setiap lembaga pendidikan diharapkan memiliki daya saing dan inovasi yang mampu berkolaborasi supaya tidak mengalami ketertinggalan. Di era revolusi 4.0, sistem pendidikan diharapkan mampu mewujudkan peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah, kreatif dan inovatif serta memiliki ketrampilan untuk berkomunikasi dan berkolaborasi.

Konsep merdeka belajar merupakan respons terhadap kebutuhan sistem pendidikan pada era revolusi industry 4.0. Nadiem Makarin sebagai Menteri Pendidikan RI, sebagai mana yang dikutip oleh tempo. com 2019, menegaskan bahwa merdeka belajar merupakan kemerdekaan berfikir yang dimulai dari guru. Peserta didik tidak hanya diajarkan informasi yang mereka harapkan untuk diingat dan diingat ketika ditanya, sebaliknya mereka belajar untuk berpikir kritis dengan cara yang tidak konformis dan tidak terkekang. Guru yang mendidik sebagai praktik kebebasan mengajar tidak hanya untuk berbagi informasi tetapi untuk berbagi dalam pertumbuhan intelektual dan spiritual peserta didik .

Dengan perkembangan kebijakan pendidikan, tentu guru harus mampu untuk beradaptasi dengan kebijakan yang berlaku. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran, Sebagai tenaga profesional maka guru harus mampu menyelenggarakan pembelajaran yang bermutu, yang dapat menghasilkan generasi yang terdidik, generasi yang mampu bersaing secara global dan memiliki moral yang baik

Guru harus mampu mengubah paradigma yang lama dengan mengikuti kebijakan-kebijakan yang baru. Dalam menghadapi era industry 4.0, guru harus mampu meng-Upgrade dirinya dengan mengembangkan kompetensi pedagogiknya, sehingga mampu membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk menggunakan daya nalarnya dengan baik. Guru yang memiliki kemerdekaan berpikir tentu mampu memberikan stimulus yang meransang peserta didik untuk menggunakan daya nalarnya dengan baik dan memiliki daya cipta sesuai dengan bakat dan kemampuan yang mereka miliki. Untuk menciptakan pembelajaran yang merdeka bagi peserta didik, tentu guru harus mampu menggunakan daya kreatifnya dalam mendesain pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran yang ada. Proses pembelajaran akan menarik dan menyenangkan jika guru mampu mendesain pembelajaran dengan kreatif. Guru bisa memilih metode-metode yang cocok dengan menggunakan media pembelajaran untuk membantu peserta didik mampu mengerti dan memahami materi yang diajarkan.

Dengan metode pembelajaran yang bervariasi dan penggunaan media pembelajaran yang tepat akan tercipta pembelajaran yang tidak monoton. Dengan demikian, tujuan dan kebijakan pemerintah tentang merdeka belajar akan tercapai dengan baik. Fenomena yang terjadi bahwa masih banyak guru merasa bingung dan tidak terbiasa dengan penggunaan media pembelajaran. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran hanya metode caramah atau penugasan saja. Guru ibarat teko dan peserta didik sebagai gelas. Guru memberi materi dan peserta didik hanya menunggu dengan pasif. Dalam hal ini pembelajaran tidak berpusat pada peserta didik, namun pada guru. Proses pembelajaran yang seperti ini mengerdilkan daya pikir dan kreatifitas peserta didik, karena peserta didik tidak diberi kesempatan dalam mengekspresikan dirinya secara bebas dan merdeka.

Dalam hal penyususan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), selama ini masih ada beberapa guru hanya melakukan copy paste. Hal ini terjadi karena banyaknya komponen-komponen yang harus dimuat secara rinci dalam RPP sehingga banyak menghabiskan waktu, padahal guru harus melakukan proses pembelajaran. Dalam program merdeka belajar guru harus memiliki pemikiran yang bebas dan merdeka dalam mendesain pembelajaran yang ada sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru memiliki kemerdekaan dalam memilih elemen-elemen dari kurikulum untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Kebebasan yang dimiliki guru dalam memilih elemen-elemen yang ada dalam kurikulum harus mampu menciptakan pembelajaran yang menantang peserta didik untuk memiliki pemikiran yang kritis dalam memecahkan berbagai masalah yang ada, mampu menumbuhkan daya cipta yang kreatif serta memiliki karakter yang baik dalam menjalin komunikasi dan kerja sama dengan orang lain

Dari kondisi diatas maka untuk mewujudkan program merdeka belajar, pemerintah melaksanakan program guru penggerak dalam menggerakkan para guru untuk melaksanakan tugasnya sebagai guru dalam pembelajaran merdeka belajar. Diharapkan di setiap sekolah ada minimal 1 Guru Penggerak sehingga transformasi Pendidikan bisa berjalan sesuai dengan program yang telah ditetapkan yaitu Merdeka Belajar.

Semoga coretan ini bisa merubah mainsheet/pemahaman sebagian besar pendidik bahwa Guru Penggerak merupakan sebuah program untuk melakukan transformasi pendidikan di Indonesia. Sama seperti adanya sertifikasi guru yang masih dianggap bahwa sertifikasi guru hanya untuk meningkatkan kesejahteraan yang menjadi tujuan utama bukan karena sertifikat profesi guru adalah bukti bahwa guru yang telah memiliki sertifikat pendidik adalah guru yang telah diakui melalui secara kompeten untuk melaksanakan tugas menjadi pendidik dalam sebuah satuan pendidikan.

Semua dikembalikan ke pribadi masing masing pendidik mengenai pandangan pendidik terhadap guru penggerak ataupun sertifikasi guru, yang perlu diingat adalah jika sudah menjadi seorang pendidik maka harus memahami arti “pendidik yang sebenarnya” sesuai dengan ajaran Ki Hajar Dewantara sebagai acuan dalam melaksanakan pendidikan di Indonesia.

Apa Itu Google Workspace for Education?

Platform workspace yang pertama kali dikenalkan untuk umum pada tahun 2006 silam dengan nama Google Suit dan terus dikembangkan hingga kini. Sekarang Google Suit berganti nama menjadi Google Workspace yang memiliki feature seperti Gmail, Google Calendar, Google Drive, Google Docs Editor, Google Meet, serta feature lain untuk mendukung dalam suatu Workspace. Tak hanya sampai disitu, Google Workspace dikembangkan lagi untuk mendukung sistem pendidikan, yaitu Google For Education.

Platform dukungan pendidikan digital dari Google, atau yang lebih dikenali sebagai Google Workspace for Education merupakan produk dari Google yang terdiri dari seperangkat tools produktivitas yang berbasis menggunakan sistem cloud yang mendukung pembelajaran dan ditujukan untuk lembaga – lembaga pendidikan. Platform e-learning dari Google yang bertujuan untuk memudahkan aktivitas pembelajaran antara staf, pengajar, serta anak didik.

Dengan adanya platform pendidikan digital yang memiliki keunggulan dalam Learning Management System (LMS) yang aman dan handal, karena mendapat dukungan penuh dari pihak Google. Maka tak heran di masa sekarang jutaan siswa dari berbagai berbagai sekolah di seluruh dunia aktif menggunakan platform e-learning dari Google.
Fitur Dalam Google Workspace for Education

Dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran digitalnya, Google memberikan berbagai macam fitur yang ada di dalam Google Suite For Education. Dengan fitur – fitur tersebut diharapkan akan memudahkan guru dan murid dalam aktivitas kegiatan belajar mengajar. Berikut adalah deretan fitur Google Workspace for Education.
1. Google Classroom
Fitur yang menjadi fundamental dalam pembelajaran, dengan ini baik antara guru dan murid atau sesama murid dapat berinteraksi. Fitur ini dapat dibuat dengan mudah oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan, untuk membuat kelas dan mengatur kegiatan apa saja, mulai dari memberikan materi, mengirim tugas, serta tanya jawab. Semua itu dapat dilakukan dengan praktis, cepat, instan, dan tanpa menggunakan selembar kertas pun. 

2. Gmail
Fasilitas surat elektronik atau email dari Google dengan kapasitas 100 gb untuk setiap siswa dan guru. Tak hanya kapasitas penyimpanan yang sangat besar saja, keamanan dan perlindungan data pun sangat mumpuni serta dapat diandalkan.
Yang menarik dari Google Workspace for Education, format email yang dipakai berbeda dengan format email google gratis pada umumnya, yakni namaanda@gmail.com. Dengan platform Google Workspace for Education, format email yang digunakan adalah nama siswa atau guru@namasekolah.com. Terkesan sangat profesional dan lebih meyakinkan.

3. Google Drive
Google juga memberikan fitur penyimpanan cloud di dalam workspace for education, yaitu google drive. Kapasitas penyimpanan nya sebesar 15 gb, yang bisa digunakan para guru dan siswa untuk menyimpan tutorial, materi, dan tugas – tugas. Google drive ini bisa diakses melalui semua perangkat seperti komputer, laptop, smartphone, maupun perangkat tablet.

4. Google Calendar
Dalam Google Workspace for Education tersedia google calendar. Walaupun fungsi dasarnya menunjukkan tanggal, bulan, dan tahun, dengan fitur ini guru dan murid dapat mengatur jadwal untuk kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Selain itu melalui google calendar sekolah juga dapat mencantumkan agenda atau pengumuman yang berhubungan dengan proses kegiatan belajar mengajar. Dan semua itu terintegrasi untuk semua anggota dalam satu workspace sekolah.

5. Google Meet
Selama pandemi berlangsung sekolah memutuskan untuk diliburkan sementara, kegiatan belajar mengajar dilakukan tanpa adanya pertemuan tatap muka dan digantikan melalui pertemuan secara online melalui video conference. Fitur yang digunakan disini adalah google meet.
Google meet yang menjadi fitur dalam workspace for education, dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar. Seperti melakukan chat, video call, serta video call secara group untuk penyampaian materi mata pelajaran. Dengan adanya fitur google meet, proses ajar materi dapat dilakukan dari berbagai tempat terpisah antara para murid dan gurunya.

6. Google Office (Docs, Spreadsheet, Dan Slide)
Berbeda dengan google office umum, google office dalam Google Workspace for Education dapat untuk melakukan kerja kolaborasi secara bersamaan dan real-time, yang artinya tidak perlu harus saling tunggu giliran karena dapat bekerja secara bersamaan dalam satu waktu. Misalnya, jika guru memberikan tugas secara kelompok, cukup dengan membuat satu file baru dan undang anggota kelompok untuk mengakses file tersebut untuk mengerjakan secara bersamaan.

7. Google Site
Salah satu fitur dalam google for education dalam workspace yang bisa dipakai untuk membuat website satu sekolah. Dalam fitur ini dapat diatur berbagai macam mulai dari isi konten, desain web, menu, dan lain – lain sesuai keinginan dan kebutuhan untuk web sekolah. google sites juga dapat dipakai untuk membuat media pembelajaran. contoh penggunaan google sites untuk media pembelajaran dapat dilihat pada Media Pembelajaran yang ada di blog ini

Itulah fitur – fitur yang tersedia dalam google for education untuk mendukung transformasi dalam kegiatan belajar mengajar selama masa pandemi, yang harus dilakukan secara terpisah dari rumah masing – masing. Dan sangat mungkin untuk tetap dapat digunakan untuk dimasa mendatang walaupun pertemuan tatap muka secara langsung sudah berjalan.

Di Indonesia, pemanfaatan Google for education sudah dimulai sejak pandemi covid, bahkan setiap pendidik, tenaga kepandidikan dan siswa di indonesia sudah diberikan akun belajar.id. hanya saja pemanfaatannya belumlah optimal. Sudah banyak program yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pemanfaatan google for education ini, akan tetapi masih banyak pendidik dan peserta didik yang belum memanfaatkan bahkan belum mengetahui akun emailnya.

Apa itu akun belajar.id dapat dilihat pada artikel Mengenal Akun Belajar.id di blog ini

Akun Belajar.id


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengapresiasi hal ini dengan mewujudkan sebuah program yang bernama Sekolah Berbasis Digital yang resmi diluncurkan pada Jumat, 10 Desember 2020. Sekolah berbasis digital ini merupakan jalur komunikasi resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada peserta didik, kepala sekolah, guru dan operator sekolah di semua jenjang satuan pendidikan.

Makna Sertifikasi Pendidik/Sertifikasi Guru

Alasan utama mengapa diberi judul tersebut adalah dalam kondisi yang saya rasakan di lingkungan sekitar adalah tidak tepatnya pemahaman sertifikasi guru. Mungkin banyak sekali ditemui sekolah bahwa guru yang memiliki sertifikat sertifikasi guru maka ia harus diberi tambahan tugas lainnya selain tugas mengajar.

MEMAHAMI ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)

Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dalam Kurikulum Merdeka
Dikutip dari berbagai sumber

Pengertian dari Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah angkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis di dalam fase secara utuh dan menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Susunan dalam ATP Kurikulum Merdeka ini dibuat secara linear sesuai dengan urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari untuk mengukur Capaian Pembelajaran.
Alur Tujuan Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka ini sebenarnya memiliki fungsi yang sama dengan silabus, yaitu untuk perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis besar untuk jangka waktu satu tahun. Selain itu, Alur Tujuan Pembelajaran juga bertujuan untuk membantu siswa dalam mencapai Capaian Pembelajaran secara bertahap.

Prinsip Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran
Dalam menyusun Alur Tujuan Pembelajaran, guru dapat merancang sendiri berdasarkan Capaian Pembelajaran (CP), mengembangkan dan memodifikasi contoh yang disediakan, atau menggunakan contoh yang disediakan pemerintah.
Jika guru memilih merancang sendiri Alur Tujuan Pembelajaran ini, maka ada tujuh prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:

1.      Sederhana dan Informatif

Alur Tujuan Pembelajaran yang disusun harus dapat dipahami oleh guru sebagai pihak yang merancang ATP maupun pembaca. Oleh karena itu, agar ATP Kurikulum Merdeka lebih mudah dipahami, Bapak/Ibu guru dapat menggunakan istilah atau terminologi yang umum digunakan, serta tidak mengandung makna yang ambigu.

Jika menggunakan istilah khusus, Bapak/Ibu guru dapat mencantumkan penjelasannya dalam bentuk glosarium.

2.      Esensial dan Kontekstual

Alur Tujuan Pembelajaran juga harus memuat aspek pembelajaran yang paling mendasar atau penting, yakni kompetensi, konten, dan hasil pembelajaran.

Ketersediaan pengalaman belajar yang sejalan dengan lingkungan sekitar atau kehidupan di dunia nyata juga perlu dipertimbangkan. Dengan begitu, siswa lebih mudah dalam mengimplementasikan pembelajaran yang diperolehnya.

3.      Berkesinambungan

Berkesinambungan artinya, adanya keterkaitan antarfase dan antar tujuan dan merupakan pencapaian yang disusun secara berurutan, sistematis, dan berjenjang agar dapat memperoleh Capaian Pembelajaran yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran. Selain itu, ATP juga harus disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu.

4.      Pengoptimalan tiga aspek kompetensi

Ada tiga aspek kompetensi yang harus dioptimalkan pada siswa, yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengoptimalan ketiga aspek kompetensi ini harus selaras dengan tahapan kognitif siswa yang terdiri dari kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta, serta dimensi pengetahuan (faktual – konseptual – prosedural – metakognitif).

Tak hanya aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa saja, pengoptimalan juga perlu dilakukan pada penumbuhan kecakapan hidup, seperti kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif, serta dimensi Profil Pelajar Pancasila yang terdiri enam dimensi, yakni beriman, mandiri, bergotong-royong, bernalar kritis, dan kreatif.

5.      Merdeka Belajar

Merdeka belajar adalah prinsip utama yang harus dipahami guru dalam penyusunan ATP Kurikulum Merdeka. Merdeka belajar sendiri berarti:

§  Memerdekakan siswa dalam berpikir dan bertindak pada ranah akademis dan bertanggung jawab secara moral.

§  Memfasilitasi dan menginspirasi kreativitas siswa dengan mempertimbangakn keunikan yang dimiliki setiap siswa, mulai dari kecepatan belajar, gaya, dan minat siswa.

§  Mengoptimalkan peran dan kompetensi guru dalam merumuskan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

6.      Operasional dan Aplikatif

Perumusan ATP harus dapat memvisualisasikan dan mendeskripsikan proses pembelajaran serta penilaian secara utuh. Dengan begitu, ATP dapat menjadi landasan operasional yang aplikatif dalam merancang modul ajar.

7.      Adaptif dan Fleksibel

Alur Tujuan Pembelajaran yang disusun juga harus adaptif dan fleksibel. Ini artinya, ATP dapat diterapkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, siswa, dan satuan pendidikan dengan mempertimbangkan alokasi waktu dan keterkaitan antarmata pelajaran, serta ruang lingkup pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, yaitu pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstra kurikuler.


Hal-hal Penting yang Harus Diperhatikan Saat Menyusun ATP
Selain prinsip tersebut, guru juga perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
  • Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran harian (goals, bukan objectives).
  • Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan.
  • Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase. 
  • Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik).
  • Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk guru.
  • Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek merupakan contoh, maka alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase).
  • Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode.
  • Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).
  • Kemampuan prasyarat yang perlu dipelajari siswa untuk menguasai kompetensi pada Capaian Pembelajaran.
  • Cakupan dan keluasan Tujuan Pembelajaran (TP). Tujuan Pembelajaran ini sebaiknya dibuat sespesifik mungkin. Jika terlalu umum, guru dapat memecahnya menjadi ke dalam beberapa TP.
  • Keterkaitan antar TP. Guru harus memperhatikan apakah materi pada sebuah TP sudah cukup didukung oleh materi pada TP yang lain.
  • Selain itu, guru yang menyusun ATP Kurikulum Merdeka sendiri juga harus memperhatikan, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase.
Cara Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
Berikut adalah cara menyusun Alur Tujuan Pembelajaran yang diturunkan dari Capaian Pembelajaran.
  • Pahami rasional, karakteristik mata pelajaran, dan tujuan mata pelajaran terlebih dahulu yang terdapat pada Capaian Pembelajaran.
  • Setelah itu, guru dapat menguraikan Capaian Pembelajaran berdasarkan konten atau materi esensial dan kompetensi setiap elemen mata pelajaran.
  • Lakukan analisis kompetensi setiap elemen yang terdapat pada setiap mata pelajaran dalam satu fase tersebut..
  • Langkah selanjutnya adalah membagi kompetensi-kompetensi pada Capaian Pembelajaran ke dalam jenjang kelas satu fase dan alokasi waktunya untuk membentuk sebuah ATP.
  • Perhatikan total alokasi waktu dalam satu tahun dan elemen-elemen pada mata pelajaran saat menentukan alokasi waktu.
  • Selanjutnya, merumuskan TP untuk mencapai kompetensi akhir.
  • Menentukan ruang lingkup materi dan rencana asesmen.
  • Menentukan metode pengajaran yang disesuaikan dengan laju perkembangan anak dan dikembangkan oleh masing-masing satuan agar dapat mencapai Capaian Pembelajaran.
Guru memiliki kebebasan dalam menyusun ATP Kurikulum Merdeka sendiri sehingga dimungkinkan alur yang dihasilkan antara satu guru dengan guru yang lain tentu berbeda, meskipun keduanya sama-sama mengajar di fase yang sama.

Tinggal memilih/menentukan apakah akan mengadopsi yang sudah ada, mengambil dari bapak ibu guru lain atau membuat ATP sendiri. Lebih baiknya membuat ATP sendiri karena yang akan melaksanakan/menggunakan nya adalah kita sendiri yang sudah mengetahui karakteristik siswa dan kondisi lingkungan sekolah.

Tetap semangat untuk terus berinovasi dan berkolobaroasi untuk pendidikan di Inodensia dan ikut andil dalam transformasi pendidikan di Indonesia.

Siapkah Pendidik/Guru Dengan Kurikulum Merdeka ?

Judul tersebut merupakan pertanyaan yang sampai sekarang masih menghantui pikiran terutama pendidik sebagai garda terdepan dalam pendidikan di Indonesia.

Kurikulum Merdeka

Mengenal Lebih Dekat Kurikulum Merdeka

Dikutip dari https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/

Latar Belakang Adanya Perubahan Kurikulum _______________

Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa 70% siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun terakhir. Studi tersebut memperlihatkan adanya kesenjangan besar antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikbudristek melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pademi. Hasilnya, dari 31,5% sekolah yang menggunakan kurikulum darurat menunjukkan, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi).

Untuk mendukung visi pendidikan Indonesia, dan sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.

Karakteristik Utama ___________________

Karakteristik dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah:

  1. Fokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam,
  2. Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar kelompok seputar konteks nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)
  3. Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran yang fleksibel mendorong pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan.
  4. Memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan dukungan perangkat ajar serta materi pelatihan untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan melaksanakan pembelajaran berkualitas.
  5. Mengedepankan gotong royong dengan seluruh pihak untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.

Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka __________

Kurikulum Merdeka mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

  1. Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya.
  2. Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila,  berprinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum.
  3. Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber daya satuan pendidik.

4.    Satuan pendidikan menerjemahkan Capaian Pembelajaran dengan menyusun kurikulum operasional dan rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar pelajar dan karakteristik satuan pendidikan masing-masing. Muatan capaian pembelajaran dapat dikelola pendidik sebagai mata pelajaran tersendiri, tematik, integrasi, atau sistem blok.

5.    Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara total dalam satu tahun dan dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika disampaikan secara reguler/mingguan.

6. Pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan siklus yang melalui tiga tahapan berikut:

a. Asesmen diagnostik

Guru melakukan asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan, dan tahap pencapaian pembelajaran murid. Asesmen umumnya dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan perencanaan lebih lanjut terkait metode pembelajaran yang sebaiknya digunakan.

b. Perencanaan

Guru menyusun proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen diagnostik, serta melakukan pengelompokan murid berdasarkan tingkat kemampuan.

c. Pembelajaran

Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif secara berkala, untuk mengetahui progres pembelajaran murid dan melakukan penyesuaian metode pembelajaran, jika diperlukan. Pada akhir proses pembelajaran, guru juga bisa melakukan asesmen sumatif sebagai ​​proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran.

 

Dukungan Implementasikan Kurikulum Merdeka Bagi Satuan Pendidikan ____________

  1. Platform Merdeka Mengajar: Menyediakan beragam topik pelatihan tentang Kurikulum Merdeka hingga berbagai referensi Perangkat Ajar (Panduan, Capaian Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran) serta sumber belajar lainnya yang bisa diakses secara mandiri maupun kelompok kapanpun dan dimanapun. 
  2. Seri Webinar (dari Pusat dan Daerah): Kemendikbudristek dan Unit Pelaksana Teknis di daerah menyelenggarakan seri webinar implementasi Kurikulum Merdeka untuk berbagi praktik baik maupun informasi terkini bagi guru, kepala satuan pendidikan dan unsur pemangku pendidikan. 
  3. Komunitas Belajar: Komunitas Belajar dapat memfasilitasi proses refleksi, belajar, dan berbagi bersama dalam mempelajari dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Komunitas belajar dapat dibentuk bersama-sama oleh pendidik pada tingkat Satuan Pendidikan, Tingkat Daerah maupun Komunitas Daring. 
  4. Narasumber Berbagi Praktik Baik (Rekomendasi dari Pusat): Narasumber berasal dari pendidik yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan telah diseleksi. Narasumber berbagi praktik baik dapat dihubungi melalui Platform Merdeka Mengajar. 
  5. Mitra Pembangunan: Organisasi/ Lembaga/ Dunia Usaha/ Dunia Industri yang secara mandiri dan sukarela mendukung proses belajar komunitas di tingkat daerah dan/atau tingkat satuan
    pendidikan. 
  6. Pusat Layanan Bantuan (Helpdesk): Pendidik dan kepala satuan pendidikan dapat menyampaikan pertanyaan dan mengkonfirmasi pemahaman melalui pusat layanan bantuan. Pusat layanan bantuan dapat diakses melalui WhatsApp: 0812 8143 5091.

Ulasan Mengapa kurikulum perlu berubah silahkan baca di blog ini

MENCURI ILMU dari adanya SUPERVISI AKADEMIK

 

Itulah salah satu manfaat yang saya dapatkan saat menjadi supervisor saat pelaksanaan Supervisi Akademik. Ini dilakukan dari tanggal 10 Oktober s.d 21 Oktober 2022 di SMK Pembangunan Karangmojo

Banyak ilmu yang saya dapatkan saat melakukan supervisi kepada bapak/ibu guru yang hebat. Dimulai pada hari Senin 10 Oktober 2022 di kelas XI OB saat Bapak Qodri S,Pd melakukan proses pembelajaran baik di kelas maupun saat praktik. metode mengajar yang menyenangkan bagi siswa yang membuat siswa begitu antusias untuk mengikuti proses pembelajaran terutama pada saat praktik. Walaupun tegas tetapi siswa tidak merasakan dalam tekanan saat melaksanakan proses pembelajaran.

Hari Rabu 14 Oktober 2022 di kelas XI TBSM saat Bapak Roli Marfendi, ST melakukan pembelajaran di ruang kelas, keahlian dalam menggunakan media pembelajaran yang menyebabkan siswa dapat memahami secara gamblang materi yang disampaikan, siswa dengan antusias mengikuti pembelajaran karena dapat melihat dan mempraktikannya secara langsung apa yang menjadi materi pembelajaran yang pada waktu itu untuk mata pelajaran Pemeliharaan kelistrikan Sepeda Motor. Kemudian di hari yang sama saat berada di ruang kelas teori Kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan pada kelas XI TKRO jam Mata Pelajaran Pemeliharaan Sistem Kelistrikan Kendaraan Ringan oleh Bapak Purwanto, S.Pd.Tdengan metode pembelajaran yang memadukan antara Problem Basic Learning dengan Inquery Learning membuat siswa termotivasi untuk melakukan Praktik. Sebelum memulai praktik diberikan beberapa permasalahan yang ada pada sistem keliistrikan kemudian siswa berusaha untuk menjawab persoalan tersebut dengan praktik langsung menggunakan media pembelajaran

Pada tanggal 12 Oktober 2022 di ruang teori bengkel TBSM dengan bapak Sumarwoto, saya dapat pengalaman bagaimana mengelola kondisi kelas sehingga siswa merasa nyaman dan terayomi sesuai dengan sifat beliau yang memang sangat mengayomi dan menghormati orang lain bahkan siswa. Ditambah dengan memberikan contoh dalam menggunakan peralatan membuat siswa semakin paham dan semangat dalam belajarnya.

Saat berada di kelas Bapak Purwanto yang mengajar Seni pada hari Senin 17 Oktober 2022. Saya dapat melihat bahwa siswa dapat mengeluarkan semua kreativitasnya dengan bimbingan dari beliau, metode yang digunakan dapat langsung diterima oleh siswa dengan demikian secara spontan siswa dapat mengeluarkan bakat seninya masing masing. Di hari itu juga saat Bapak Sabarudin yang mengajar Mata pelajaran PAI di kelas XI TKRO saya dapat melihat bagaimana siswa mendalami materi yang diajarkan karena metode/cara mengajar yang dapat diterima oleh siswa, membuat siswa merasa nyaman dan tenang saat mengikuti proses pembelajarannya.

Hari selasa tanggal 18 Oktober 2022  merupakan hari yang sangat berharga bagi saya, dalam 1 hari mendapatkan ilmu “mengajar” dan dapat melihat langsung proses pembelajaran dengan berbagai media, metode, teknik mengajar dan masih banyak lagi. Dimulai dari jam 07.30 WIB dengan Ibu Sri Fatmawati pada mata pelajaran Bhs Inggris, saya dapat melihat siswa sangat antusias dalam belajar bahasa inggris yang selama ini bagi anak SMK pelajaran bahasa inggris adalah momok ke dua setelah pelajaran matematika. Secara aktif siswa saling berkomunikasi dengan menggunakan bahasa inggris yang dibuat dialog secara sederhana. Kemudian di hari yang sama pada jam 10.15 saat ikut pembelajaran MIPAS kelas X SC oleh Ibu Putri. Dengan media yang dibawa sendiri oleh siswa yang semuanya bahan secara mudah dapat kita dapatkan di lingkungan. dari media tersebut siswa sangat antusias dalam melaksanakan praktik langsung walaupun dilaksanakan di dalam ruang kelas, cara membimbing dan mendampingi siswa yang sangat baik sehingga siswa merasa diperhatikan. Yang terakhir saat pada jam terakhir yaitu pukul 11.15 WIB. Pada umumnya disaat jam terakhir merupakan jam jam yang paling rawan saat kita memberikan materi keada siswa. Mengingat siswa dari pagi sudah belajar sehingga saat hjam terakhir konsentrasi siswa akan sangat berkurang, apalgi jika mata pelajaran yang diajarkan adalah Bhs Inggris. Tidak demikian dengan ibu Utari saat itu, dengan metode dan gaya mengajar yang sangat mengayomi siswa pembelajaran dapat berjalan dengan baik, komunikasi terjalin antara guru dan siswa walupun banyak menggunakan kata kata dalam bahasa inggris tetapi siswa dengan mudah dalam menangkap dan menjawab semua pertanyaan/perintah yang diberikan.

Saya sendiri sebagai salah satu guru Produktif untuk Kompetensi Keahlian TKRO sangatlah masih jauh dalam kemampuan untuk melaksanakan proses pembelajaran seperti yang bapak ibu lakukan. Smoga dengan ditugaskannya menjadi supervisor ini dan dengan ilmu yang saya dapatkan saat menjalankan tugas sebagai supervisor kedepannya dapat seperti yang Bapak/Ibu lakukan.

Terima kasih atas semua ilmu yang diberikan dan smoga ke depannya masih dapat mencuri ilmu dari bapak ibu guru STEMBAKA lainnya yang hebat hebat.

 

 


 

 


SEBUAH RENUNGAN BAGI GURU

Apa yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar profesi itu? Ada yang mengatakan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Ada pula yang mengatakan bahwa guru adalah orang tua kedua di sekolah.

Mengapa Kurikulum Perlu Berubah

Adanya kurikulum sangatlah penting dalam dunia pendidikan hal ini didasari bahwa arah dan tujuan pendidikan diatur di dalam kurikulum sehingga dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran guru akan berpatokan pada kurikulum yang dipakai di satuan pendidikannya karena kurikulum itu dapat diibaratkan sebagai jantung pendidikan.

TAKUTKAH KITA DENGAN SUPERVISI AKADEMIK???


Setiap mendengar “SUPERVISI AKADEMIK” baik oleh Pengawas Sekolah maupun Kepala Sekolah, pada umumnya guru pasti akan merasa was was ataupun takut.

Disini saya akan berbagi pengalaman selama saya menjadi seorang pendidik sejak tahun 2004 baik sebagai guru yang disupervisi maupun sebagaai supervisor.

Definisi Supervisi Akademik secara umum adalah merupakan suatu proses pengawasan yang di lakukan oleh seseorang kepada tenaga pendidik, untuk menguatkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, sehingga dapat berkontribusi untuk meningkatkan kualitas proses belajar peserta didik.

Sebagai seorang guru/pendidik apakah dengan adanya supervisi akademik kita harus merasa takut?? Jawabannya tentu tidak. Kenapa kita tidak perlu takut atau was was akan adanya supervisi akademik karena jika kita telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik maka supervisi akademik adalah hal yang tidaklah menakutkan. Hal ini didukung karena setiap harinya kita melakukan kegiatan pembelajaran sehingga sudah menjadi kebiasaan kita.

Yang menjadikan supervisi akademik merasa menakutkan adalah karena kita merasa belum melaksanakan tugas dan kewajiban kita sebagai seorang pendidik terutama dalam hal administrasi mengajar. Menurut pengalaman yang saya alami masih banyak bapak ibu guru yang untuk urusan administrasi mengajarnya tidak direncanakan secara baik dan kebanyakan hanya copy paste dari sumber lain.

Ini dilakukan karena mengganggap bahwa administrasi mengajar hanyalah formalitas saja. Dari sini kita tahu bahwa masih banyak pendidik di Indonesia yang melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya tidak direncanakan dengan baik.

Seorang pendidik yang sudah membuat perencanaan dengan baik belum tentu saat melaksanakan pembelajaran sesuaid engan rencana yang telah dibuat, ada beberapa kondisi yang memungkinkan pada saat melaksanakan proses pembelajaran harus mengganti model/cara mengajarnya. Apalagi jika guru/pendidik tidak pernah membuar rencana pembelajaran sebelum melaksanakan proses pembelajara. Apakah dengan berdasarkan pengalaman telah mengajar beberapa tahun sudah cukup???? Tentu saja jawabannya adlaah tidak, pengalaman mengajar akan dipakai saat rencana pembelajaran yang telah dibuat/disusun saat prosesnya tidak dapat berjalan. Seorang guru harus cepat mengambil keputusan apabila rencana yang telah disusun/dibuat tidak sesuai dengan yang direncanakan agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan mencapai target. Disinilah penggalaman mengajar dibutuhkan. Jadi walaupun telah lama menjadi seorang pendidik perencanaan pembelajaran sangatlah diperlukan.

Selain itu administrasi mengajar juga merupakan dokumen otentik yang dapat digunakan sebagai pertanggungjawaban pendidik/guru dalam melaksanakan proses pembelajarannya. Jika kita tidak mempunyai bukti berupa dokumen administrasi, maka secara logis kita tidak dapat mempertanggungjawabakan apa yang telah kita lakukan.

Dengan demikian administrasi guru adalah bagian yang paling wajib dimiliki oleh seorang guru/pendidik, dengan siapkan administrasi mengajar maka seorang guru/pendidik tidak perlu merawa takut ataupun was was apabila akan ada supervisi akademik baik kepala sekolah maupun pengawas sekolah.

Kesimpulannya marilah mulai saat ini kita merubah kebiasaan kita yaitu untuk merencanakan segala sesuatu yang akan kita lakukan, mencatat apa yang telah kita lakukan agar kita dapat mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan.

Tetap terus untuk belajar dimana saja kapan saja dan dengan siapa saja Terus berkolaborasi dan berinovasi demi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia